Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Untuk Wanita yang Tidak Aku Kenal

Demi seluruh kehidupan ini Maafkan aku Telah meminjam raganya untuk sejenak bersamaku Membantuku melepaskan keresahan Meminta sedikit perhatiannya demi kekosongan jiwa Terlepas dari semua rasa yang hadir Aku pikir itu hanya sesaat Mengoyak rasa penasaran Menghilangkan rasa jenuh Yang selebihnya hanya semu Demi apa pun yang ada dikehidupan ini Tak ada sedikitpun terlintas dalam benakku Untuk menyakiti hatimu

Suara antara aku dan anakku

Nak, Jika aku tak pulang Bukan berarti aku tak sayang Bahagia memang tak ditentukan dengan uang Hanya saja saat ini kita harus sama-sama berjuang Sabar, mungkin sedikit lagi dari sekarang Tunggu aku di seberang Sementara kita saling sapa dan jaga dalam bayang Biarlah perlahan matahari mengajak bumi berkeliling dengan riang

Aku, Perempuan.

Aku, perempuan Seorang anak Seorang ibu Seorang istri Tak perlu kamu tegaskan Aku sudah memahami Tak perlu kamu ceritakan Aku sudah mengalami setiap tetes keringat Setiap sisa tenaga Setiap pikiran Bukan untuk aku Dan diriku bukan milikku

Heiiii.......kamu.......

Ingatanku masih melayang padamu Pada apa yang pernah terjadi diantara kita Pada sesaknya situasi kota kenangan Saat ini orang sibuk mempersiapkan diri Untuk memilih calon pemimpin negeri Tetapi tidak bagiku Aku mati rasa untuk itu Tapi mungkin, Akan berbeda jika kamu di sini Kita berdebat tentang pro dan kontra Hasrat yang membuncah Dengan euforia tak terbatas Mengeluarkan segala ekspesi Bebas, lepas, kecewa dan konyol Ahhhh...... Aku butuh sosok kamu Bukan hanya tentang siapa yang akan menjadi pemenang ataupun cara berpikir manusia yang kadang sulit diterima akal Aku memang butuh sosok kamu Temani saat segala tekanan dunia menghimpitku Saat aku ingin berbagi kisah dan berkeluh kesah Saat semua rindu tak terbendung sudah

Perang Diri Menguras Energi

Fisikku melemah berbeban Seiring bertambahnya uban Tidurpun aku tak nyenyak Seiring dekapan nyamuk yang banyak Apakah nikmatNya sudah berkurang untukku? Ataukah aku yang masih kurang bersyukur? Dengan segala resah dan gelisah Dengan segala ketidakmampuan mengolah gundah Aku tak mau mereka datang Tapi mereka selalu menjadi bayang Menghabiskan sisa energi karena batin berperang Inikah rasanya saat bersiap Menunggu matahari tenggelam di Barat Atau aku yang terlalu munafik terhadap diri Hingga larut dalam dilema yang panjang

Represi

Aku lempar dia ke suatu sudut, dalam ruang yang asing Biarlah di sana membeku, membisu Hingga aku lupa, jika dia pernah ada Tapi, haruskah aku memanggilnya kembali? Untuk berdamai dengan diri Karena ternyata dia seringkali hadir tanpa tahu waktu Membuat dadaku sesak, penuh amarah Terlampiaskan pada siapa saja yang berada di dekatku Menjadikan aku yang berbeda dari seorang aku Waktu mungkin bisa membantu melupakan, Tapi tidak untuk mendamaikan